Pendakian Merapi Via Sapuangin Klaten

Pemburu Ketinggian:
TANJAKAN ROMANTIS
(Sebuah sudut pandang yang tidak dapat di tepis)

"MERAPI 'TAK PERNAH INGKAR JANJI"
Kisah pendakian gunung merapi via Sapu Angin, Klaten.

Awali tulisan ini dengan ucapan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah Ta'ala yang telah menciptakan alam indonesia yang begitu indahnya penuh dengan hamparan hijau terbentang. Juga rasa terima kasihku kepada rekan-rekan yang masih setia menjadikan aku sebagai teman dalam setiap petualangan di setiap hamparan hijau ciptaan-NYA.

Sedikit cuplikan dari apa yang kami alami yang mampu aku hadirkan pada kisah kami kemarin hari Kamis 18 Mei - 19 Mei 2017. Bukan menjadi kisah belaka namun apa yang kami alami pada pendakian Merapi via Sapu Angin kemarin benar-benar akan menjadi sebuah kenangan yang luar biasa.

Diawali dengan sebuah tampilan rencana yang sudah tersusun dari mas Ahmad Jogja yang kemudian di teruskan rencana itu ke ponsel ku, "TRIP MERAPI JALUR DELES..." sempat aku memikirkan kesanggupanku sejenak untuk memenuhi ajakan mas Ahmad itu. Disela-sela waktu senggangku, aku sempatkan sejenak untuk mencari refrensi artikel terkait pendakian merapi via Sapu Angin. Disaat yang lain rekanku om yoiyok pun memberikan info bahwa basecamp Sapu Angin akan diresmikan pada tanggal 12-14 Mei 2017 bertepatan dengan hari Jum'at sampai hari Ahad (minggu). Pikirku 'wahh kalo nanjak pada hari-hari tersebut pasti basecamp Sapu Angin bakalan ramai para pendaki', akhirnya rencana kami undur sampai hari Kamis tanggal 18 Mei nya. Setelah melihat refrensi dari artikel yang alakadarnya ajakan dari mas Ahmad pun aku sanggupi.

Mulai aku memberikan info kepada rekan-rekan yang lain terkait rencana pendakian gunung merapi via Sapu Angin klaten. Yaa betul.. tak lupa aku mengajak om yoiyok yang sudah jauh-jauh hari memiliki rencana ingin mendaki gunung merapi via Klaten. Namun dikarenakan bukan hari libur dan lain sebagainya om yoiyok pun pada kali ini tidak bisa ikut menemaniku. Faiz pun demikian, 'tak lupa aku mengajak Faiz si ABG yang mulai beranjak dewasa itu untuk ikut serta pada pendakian kali ini. Adapun Daffa info ini masuk dari Faiz dan jadi lah kami ber-empat yang melakukan perjalanan pendakian kali ini.

Aku Ibnu, mas Ahmad jogja, Faiz, dan Daffa. Bersama mereka ku ukir kisah di tanjakan romantis itu. Persiapan pun mulai di susun seketika itu. Karena rencana awal memang trip yang kami pakai adalah TEKTOK jadi kami tidak membawa barang-barang yang berlebih. Hanya barang-barang persiapan untuk jaga-jaga saja yang kami bawa. Inilah rencara trip yang kami rencanakan :

TRIP MERAPI JALUR DELES
RENCANA JADWAL :
Pukul 20.00 : Berangkat dari Jogjakarta
Pukul 21.00 : BaseCamp
Pukul 22.00 : Start Treking
Pukul 05.00 : Sunrise
Pukul 06.00 : Pasar Bubrah
Pukul 07.00 : Turun
Pukul 10.00 : BaseCamp, dan Pulang
*...
Kami pun tidak membawa tenda pada kali ini hanya membawa flyseet saja. Air masing-masing kami 3 liter, logistik seperlunya... pokoknya di bikin seirit mungkin bawaannya. Waktu malam jadi keputusan untuk waktu star trekingnya. Walhasil, saat kami berkumpul di rumah mas Ahmad di Jogjakarta, tak lama kami pun dari situ berangkat meluncur dengan motor menuju Sapu Angin Klaten.

Dikarenakan tidak ada dari kami yang mengetahui lokasi Basecamp Sapu Angin maka mas Ahmad melakukan request di GPS melalui ponselnya. Kanan-kiri kanan-kiri kami lalui jalan berliku sampai kami agak sedikit kewalahan karna jalur menuju Base Camp Sapu Angin benar-benar jalur yang super ekstrim. Bukan cuma lubang yang disajikannya, pasir tebal dan batu-batu bongkahan pun berserakan hampir di banyak jalan tersebut. Di tambah lagi dengan truk-truk pembawa pasir yang ikut meramaikan bertebarannya debu-debu di jalan itu. Benar-benar awal perjuangan yang luar biasa. Namun dengan kondisi yang luar biasa seperti itu tidak sedikitpun memadamkan semangat kami untuk segera sampai di BaseCamp Sapu Angin.
BaseCamp Sapu Angin

Di penghujung jalan pada tampilan GPS menunjukkan kalau lokasi yang kami tuju sudah sampai dan kamipun langsung menuju basecamp. Di basecamp ini kami melihat pemandangan panorama lampu bertebaran di arah Klaten dan Jogja, subhanalloh.. indahnya malam ini di temani langit cerah bertaburan bintang-bintang. Sejenak kami beristirahat dan mengemas ulang barang-barang bawaan kami di sertai segelas kopi. Di basecamp ini kami berbincang-bincang dengan rekan-rekan penjaga, mulai dari jalur pendakian, registrasi dan lain-lain.

Saat kami berbincang-bincang dengan penjaga basecamp (yang aku tak sempat tanyakan namanya) seperti memberikan isyarat untuk tidak melakukan pendakian di malam hari, di samping karena kami memang baru pertama mendaki gunung Merapi via Sapu Angin juga medannya cukup membutuhkan waspada tingkat tinggi. Namun kami pun menyatakan kesiapan kami untuk berhati-hati. Malam pun mulai larut menampakkan kegelapannya. Dirasa obrolan pun sudah cukup (-+) pukul 23.15 kami pun ijin pamit kepada rekan-rekan basecamp untuk melakukan treking star pendakiannya. Bismillah...

Basecamp Merapi Sapuangin
Basecamp Merapi Sapuangin

BaseCamp - POS 1 (1.597 Meter)
Mulai kami atur posisi laju perjalanan. Mas Ahmad dengan GPS nya berada di depan sambil memantau jalur yang akan dilalui, Daffa yang berada di belakang mas Ahmad kemudian Faiz dan aku yang ada di paling belakang. Seperti gunung-gunung yang lain, Merapi jalur Klaten ini juga memiliki hutan yang cukup lumayan panjang dan lebat.

Pos 1 Merapi Sapuangin
Pos 1 Merapi Via Sapuangin

Namun rekan-rekan tidak perlu khawatir karena pada jalur ini sudah di beri petunjuk arah untuk bisa sampai ke pos-pos berikutnya. Bahkan pada jalur pendakian disini ada tanda berupa PARALON yang berjumlah 55 paralon yang dipasang pada beberapa meternya. Jadi kalo rekan-rekan kehilangan paralon tersebut ada kemungkinan rekan-rekan tersesat atau sedang membuat jalur baru. Medan di POS 1 ini masih tergolong landai dan bersahabat. Jalur ini melintasi pinggiran bukit jadi kalau mendaki di malam hari memang harus ekstra hati-hati.

Memasuki perjalanan menit ke 40 atau ke 50 saat mendekati POS 2 tidak ada salahnya rekan-rekan mulai mengatur nafas karena medannya mulai menanjak dengan suguhan khas jalur ini memang adanya tanjakan Romantis. Di butuhkan uluran kebersamaan dari teman-teman yang lain untuk bisa melewatinya. Dengan kondisi yang mulai lelah dan mengantuk di awal pendakiannya justru saat bertemu dengan tanjakan Romantis mata ini jadi terbuka lebar. Baru satu tanjakan romantis saja kami sudah mulai kewalahan. Namun, lagi-lagi kewalahan itu tidak bisa memadamkan semangat kami. Di POS 1 ini ada beberapa tanjakan Romantis dengan kemiringan yang luar biasa. Aku sendiri gak bisa memastikan tepatnya kemiringan itu karna saking terlihat lurusnya ke atas tanjakan-tanjakan romantis itu aku pun memperkirakan dengan kemiringan (-+) 70°- 90°. Dengan nafas yang terkopoh-kopoh sampai juga kami di POS 1 pada pukul -+00.30. Sejenak menghela nafas dan beristirahat.

POS 1 - POS 2 ( 768 meter)
Perjalanan menuju POS 2 hampir sama dengan yang di tempuh saat akhir-akhir perjalanan POS 1 menuju POS 2. Di POS 2 pun ada beberapa tanjakan Romantis yang harus di lalui bahkan tanjakan Romantis yang ada di POS 2 lebih luar biasa lagi dari tanjakan yang ada di POS 1 dan benar-benar kami mulai lelah di jalur menuju pos 2 ini. Sampai kami di POS 2 pukul 01.30 dan ternyata ada 1 tenda yang sudah berdiri di POS 2 ini, mereka adalah 3 rekan pendaki dari Solo sebagaimana yang di sampaikan oleh penjaga basecamp yang sepertinya mereka bertiga sudah tertidur semua di dalam tenda tersebut.

Pos 2 Merapi Via Sapuangin
Pos 2 Merapi Via Sapuangin

POS 2 - POS 3 (1.055 meter )
Cukup lama kami istirahat di POS 2 ini. Daffa segera mengeluarkan kompor dan gas guna membuat susu hangat. Langit saat itu masih terang di liputi bintang-bintang. Aahh..aku tak tahan, rasanya sepet mata ini dan kantuk yang lumayan beratnya. Akupun merebahkan badanku dan memejamkan mata di hamparan rerumputan di pinggiran yang ada di POS 2 ini. -+ 30 menit kami istirahat, hawa dinginpun mulai menyapaku yang sedang lelap tertidur.

Faiz membangunkan tidurku, "bang ayo bangun... lanjutkan perjalanan.." kamipun seketika itu melanjutkan perjalanan menuju POS 3. Sudah hampir sekitar 1 jam kami berjalan dengan jalur pinggiran bukit terjal dan lalui tanjakan Romantis dengan kemiringan yang luar biasa. Perjalanan menuju POS 3 ini lah kami merasakan keletihan yang sangat. Di samping malam hari karna memang harus konsentrasi penuh memperhatikan medan yang di lalui dengan semak rerumputan yang seakan menutupi jalurnya.

Camp Yoyok Merapi Via Sapuangin
Camp Yoyok Merapi Via Sapuangin

Sampai juga kami di Camp YOYOK pada pukul 03.00, alhamdulillah... istirahat dan seperti di pos-pos sebelumnya aku manfaatkan waktu istirahat untuk tidur walau sejenak. Sekitar 30 menit kami istirahat dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju POS 3. Masih melalui jalur pinggir punggungan perbukitan dengan rerumputan yang mulai bertambah lebat. Dengan tenaga yang mulai terkuras habis sekitar 40 menitan kami berjalan terkopoh-kopoh akhirnya sampai juga di POS 3 pada pukul 04.10. Suara dari mas Ahmad dengan teriakan "Poss 3..." membuat sedikit ada tenaga untuk bangkit... ayoo bang sudah sampai di POS 3 ini... alhamdulillah... tak lama akupun kembali memejamkan mata sampai pukul 05 dan suara Faiz membangunkanku pun terdengar, "bang bangun... ayoo sholat subuh dulu,,, sunrise dah mau terbit..." di POS 3 ini kami pun sholat subuh bersama dengan hawa dingin yang cukup menusuk namun bersahabat.

Malam Hari Di Pos 3 Merapi Via Sapuangin
Malam Hari Di Pos 3 Merapi Via Sapuangin

Sunrise Pos 3 Merapi Via Sapuangin

POS 3 - POS 4 (835 meter )
Di POS 3 ini kami menikmati SunRise yang indah yang aku rasakan lebih indah di bandingkan SunRise yang aku dapatkan di beberapa kali pendakian Merapi jalur Selo. Kami pun mulai pasang gaya untuk mendapatkan poto SunRise pagi itu. Di belakang kami puncak Merapi pun seakan melambai-lambai memberikan tantangannya. Namun sudah jadi rencana kami untuk pendakian kali ini tidak sampai ke Puncak hanya sampai di Pasar Bubrah saja. Selepas poto-poto kami pun menyiapkan makanan sarapan pagi ini guna persiapan menuju Pasar Bubrah sambil bercerita tentang medan semalam dengan tanjakan Romantis yang benar-benar luar biasa. Aku pun gak bisa membayangkan bagaimana nanti turunnya... ahh sudah lahh.. saat ini persiapan saja dulu untuk menuju POS 4 dan Pasar Bubrah.

Semak-semak Menuju Pos 4 Merapi Via Sapuangin
Semak-semak Menuju Pos 4 Merapi Via Sapuangin

Pos 4 Merapi Via Sapuangin
Pos 4 Merapi Via Sapuangin
Dirasa istirahat dan sarapan sudah cukup, kami pun mengemas kembali barang-barang kami. Hanya membawa makanan ringan dan air seperlunya, kamu pun meninggalkan cariel-cariel kami di POS 3 ini. Pukul 07.00 kami berangkat meluncur menuju POS 4. Semak belukar menuju POS 4 ini semakin lebat dan tinggi-tinggi di tambah dengan embun pagi yang menyelimuti semak-semak itu membuat sirwal dan celana kami basah. Jalur ini melintas di atas punggungan bukit yang di sisi kanan dan kiri merupakan lembah terjal meskipun jalurnya di himpit oleh lebatnya semak belukar namun tetap hati-hati saat melintas di jalur ini. Sebagai informasi, bagi rekan-rekan yang melintas saat sampai di hadapan bukit, tetap ambil jalur yang melipir di bawah bukit dan jangan ambil di punggung atau puncak bukitnya karna saat sampai di puncak bukitnya jalurnya buntu atau menuruni bukit tanpa persiapan mental besar kemungkinan akan berakibat fatal dan inilah yang kami alami saat sampai du puncak bukit ini. Tetap ikuti saja jalur PARALON, jika rekan-rekan kehilangan tanda paralon nya maka bisa di pastikan rekan-rekan akan tersesat atau sedang membuat jalur baru. Sudah berjalan sekitar 1 jam sampai kami di POS 4 yang posisinya berada di bawah tebing batu besar dan Istirahat sejenak. Alhamdulillah...

POS 4 - Pasar Bubrah (1.141meter )
Sejenak saja kami istirahat di POS 4 karena waktu terus berputar dan mentari mulai melemparkan sengatannya kamipun melanjutkan perjalanan menuju Pasar Bubrah dengan melewati pohon-pohon Cantigi. Medannya pun gak seberat jalur-jalur sebelumnya. Medan menuju pasar bubrah ini tergolong landai namun tetap hati-hati karna jalur berkerikil dan mampu memelororot langkah kaki. Sekitar pukul 9 saat matahari bersinar mulai menyengat dan dirasakan panasnya, kami sampai di Pasar Bubrah. Alhamdulillah... benar-benar tak ada keinginan untuk ke puncak merapi itu. Mas Ahmad segera berkeliling di sekitar Pasar Bubrah sedangkan Faiz dan Daffa memilih untuk segera turun dan menunggu di batas hutan Cantigi menikmati dan memanjakan rasa kantuk yang tak tertahankan. Sampai di di perbatasan hutan Cantigi itu kami pun sejenak tertidur semua sampai pukul 11.00 kamipun kembali turun.





Alhamdulillah... kami rasa cukuplah apa yang mampu kami suguhkan untuk kisah kali ini semoga bisa menjadi tambahan refrensi rekan-rekan yang ingin memijakkan kaki di gunung merapi jalur BaseCamp Sapu Angin Klaten.

Aku ibnu mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan, mas Ahmad, Daffa dan Faiz yang telah mengulurkan tangan-tangan kalian untuk membantu melewati tanjakan-tanjakan Romantis yang bukan hanya sekedar mitos namun benar-benar luar biasa.


Ahad 21 Mei 2017
Sahabat Kalian
Ibnu

Posting Komentar untuk "Pendakian Merapi Via Sapuangin Klaten"